Malioboro adalah jantung pariwisata kota Jogja. Tidak afdol rasanya berlibur ke Jogja tapi tidak mengunjungi Malioboro. Bukan hanya soal belanja, Malioboro juga menawarkan wisata budaya yang tidak ada matinya. Kamu bisa menawar harga aksesoris yang dijual di sepanjang trotoar barat jalan Malioboro. Atau, bila kamu ingin memborong banyak batik, kamu bisa memperolehnya dengan mudah dan murah di Pasar Beringharjo. Intinya, segala macam yang kamu cari ada di Malioboro.
Nah, dalam rangka memberikan kenyamanan lebih terhadap pejalan kaki, Pemerintah Kota Yogyakarta memindahkan area parkir kendaraan. Seperti apa kondisi Malioboro saat ini?
Trotoar Timur yang Semula Penuh Kendaraan, Kini Bersih!
Sejak diberlakukan aturan pemindahan lokasi parkir mulai Senin, 4 April 2016, trotoar timur Malioboro yang semula dijadikan tempat parkir motor tampak luas dan bersih. Ribuan motor yang biasanya terparkir di trotoar timur kini tidak diperbolehkan diparkir di trotoar. Semrawutnya motor yang diparkir di trotoar membuat Pemkot Yogyakarta akhirnya mengambil kebijakan ini. Pemkot menilai dengan dipindahkannya tempat parkir motor, maka wisatawan khususnya difabel akan lebih nyaman berjalan di sepanjang Jalan Malioboro.
Awalnya, juru parkir Malioboro menentang keras peraturan ini karena merasa akan berkurang kesejahteraannya, namun akhirnya mereka menerima peraturan itu dan mengikuti anjuran untuk mendaftarkan diri sebagai juru parkir resmi. Sudah ada lho, pejalan kaki yang berterima kasih atas peraturan baru ini karena ia merupakan penyandang tunanetra yang sekarang bisa leluasa berjalan kaki di Jalan Malioboro.
Kini Taman Khusus Parkir Abu Bakar Ali Siap Menampung Motormu
Taman Khusus Parkir Abu Bakar Ali (TKP ABA) yang ada di utara Jalan Malioboro kini menjadi parkiran resmi yang diperuntukkan bagi pengunjung Malioboro. Parkiran berlantai 3 ini diklaim bisa menampung hingga 2400 motor. Sedangkan untuk lantai 1 bisa muat hingga 30-40 bus wisata. Namun menurut juru parkir Malioboro, jumlah motor yang bisa ditampung TKP ABA jauh di bawah kapasitas trotoar timur Malioboro. Juru parkir menaksir trotoar timur Malioboro dalam sehari bisa menampung hingga lebih dari 4000 motor. Akan tetapi Pemkot Yogyakarta membantahnya. TKP ABA sudah dihitung berdasarkan luas trotoar timur Malioboro dalam meter persegi. Nah, kamu bisa mencoba parkir di TKP ABA agar tahu secara langsung, seberapa luas sih TKP ABA ini?
Bukan Hanya Tempat Parkir, Abu Bakar Ali juga Dilengkapi Mushola, P3K, dan Ruang Laktasi
TKP ABA bukan hanya dibangun untuk menjadi tempat parkir. Demi kenyamanan pengunjung, TKP ABA juga dilengkapi mushola, toilet, P3K, bahkan ruang laktasi. Bila kamu terkadang merasa kesulitan saat akan sholat di area Malioboro, kamu justru bisa menemukan mushola di parkirannya. Begitu juga ruang laktasi. Berapa banyak sih lokasi di Malioboro yang nyaman untuk menyusui si kecil? Kamu bisa menyusui dengan tenang di ruang laktasi di TKP ABA.
Salah satu pertimbangan pemindahan lokasi parkir adalah agar difabel juga bisa mengunjungi Malioboro. Seperti yang kamu tahu, difabel pasti akan kesulitan untuk berjalan-jalan karena sempitnya trotoar. Bukan hanya di sepanjang jalan Malioboro, difabel juga dipastikan merasa nyaman di TKP ABA karena disediakan jalan dan toilet khusus difabel.
95 Juru Parkir Resmi yang Terdaftar di TKP Abu Bakar Ali
Meski awalnya menolak, sampai Senin, 4 April 2016, sudah ada 95 juru parkir yang resmi terdaftar sebagai juru parkir TKP ABA. Mungkin kamu merasa jumlah juru parkir itu terlalu sedikit. Ini karena, juru parkir yang dulu banyak tersebar di parkiran sepanjang Jalan Malioboro merupakan juru parkir pembantu. Bila ditotal, ada sekitar 200-an juru parkir yang biasa membantu wisatawan memarkirkan motornya di kawasan Malioboro.
Di TKP ABA, hanya ada 95 juru parkir resmi. Namun, Pemkot Yogyakarta mempersilakan 95 juru parkir ini untuk membawa juru parkir pembantu dengan mekanisme pembagian pendapatan yang diatur sendiri. Karena tarif parkir TKP ABA yang belum ditentukan, akhirnya setiap juru parkir mendapatkan kompensasi sebesar Rp 70.000 per orangnya. Kamu tidak perlu cemas, jumlah juru parkir di TKP ABA akan sama banyaknya seperti dulu sehingga akan ada banyak orang yang membantu wisatawan/pengunjung memarkirkan kendaraannya.
Bus Gratis Antar Jemput Karyawan Toko Malioboro
Mulai tanggal 4 April hingga dua minggu ke depan, bagi kamu karyawan toko di sepanjang jalan Malioboro, akan diberikan fasilitas bus gratis. Bus ini akan mengantarmu ke tempat tujuan sebelum jam toko buka dan akan menjemputmu setelah toko tutup. Namun, nyatanya banyak karyawan yang kontra terhadap TKP ABA maupun bus gratis ini. Lokasi TKP ABA terlalu jauh dengan tempat mereka bekerja. Biasanya, mereka memarkirkan motornya di depan toko hanya dengan membayar Rp 2.000 hingga malam hari.
Pemkot Yogyakarta memberikan solusi dengan bus gratis yang akan mengantar dan menjemput karyawan. Tapi, perbedaan waktu buka dan tutup setiap toko membuat karyawan juga keberatan untuk naik bus. Nyatanya, pada Senin 4 April 2016, TKP ABA masih sepi oleh motor. Artinya, ada kemungkinan karyawan maupun wisatawan yang memarkirkan motornya di sirip-sirip jalan Malioboro. Sebaiknya, bila kamu ingin ke Malioboro, parkir motormu di tempat parkir yang sudah resmi. Meski parkir di sirip jalan Malioboro lebih dekat, tapi keamanannya tidak bisa kamu jamin, kan?
Terlepas dari pro dan kontra yang menyertai pemindahan lokasi parkir ini, kamu patut bersyukur atas kemudahan yang Pemkot Jogja coba tawarkan. Tapi, bila kamu merasa parkiran ABA masih terlalu jauh, tidak ada salahnya kamu beralih ke Trans Jogja. Selain murah, ada halte Malioboro 1 dan Malioboro 2 di kawasan Malioboro yang pasti lebih dekat dengan tujuanmu. Atau ada juga halte Senopati yang terletak di dekat Taman Pintar. Inginnya, kamu masih memiliki alternatif transportasi agar sampai di Malioboro. Toh, pertimbanganmu bukan sekedar tempat parkir yang jauh, kan?
Jadi, kamu mau naik apa ke Jalan Malioboro?
Leave a Reply