Salah satu kota yang bisa Sahabat Trivia masukkan ke list liburan adalah Kota Rjukan. Kota Rjukan merupakan kota kecil yang dihuni kurang lebih 3.500 penduduk di Norwegia, Eropa Utara. Dari Norwegia ke Kota Rjukan dapat ditempuh selama 2 jam 30 menit. Perlu diketahui, Kota Rjukan bukanlah kota wisata yang menyuguhkan budaya dan sejarah, melainkan kota industri. Nah, bagi kamu yang ingin merasakan liburan yang berbeda, wajib banget mengunjungi Kota Rjukan.
Letaknya di lereng dan dikelilingi pegunungan tinggi
Jika kamu tinggal di kaki pegunungan, kamu akan merasakan sejuknya udara dengan hangatnya sinar matahari. Berbeda di Kota Rjukan, sinar matahari yang bersinar tidak akan sampai ke kota. Hal ini dikarenakan letak kota yang berada di lereng Gunung Gaustatoppen dan dikelilingi pegunungan tinggi lainnya. Bisa Sahabat Trivia bayangkan seberapa tingginya gunung tersebut hingga menghalangi sinar matahari untuk bisa menyinari kota.
Siang serasa malam dan berlangsung selama 6 bulan
Di musim-musim lainnya, para penduduk kota Rjukan dengan mudah merasakan hangatnya sinar matahari, tetapi jika masuk musim dingin, siap-siap ucapkan,
“Sampai bertemu lagi sinar matahari”
Hal ini akan berlangsung selama 6 bulan, yaitu di bulan September hingga Maret. Selama bulan-bulan tersebut, mereka bersusah payah agar bisa merasakan hangatnya sinar matahari. Penduduk kota akan menaiki gondola atau memanjat ke puncak pegunungan. Bayangkan betapa harus bersusah payahnya mereka demi sinar matahari.
Adanya cermin raksasa yang dibangun agar warga kota merasakan hangatnya sinar matahari
Ditahun 1913, pendiri Kota Rjukan sudah berniat untuk membangun cermin raksasa di atas pegunungan agar warga dapat merasakan sinar matahari tanpa bersusah payah. Namun, kurangnya teknologi dan terkendala biaya saat itu, membuat proyek ini harus ditunda. Hingga di tahun 2013, seorang warga mulai merancang dengan membangun 3 buah cermin raksasa berukuran 17 meter yang diletakkan di atas pegunungan. Ketiga cermin ini dikendalikan komputer untuk melacak pergerakan matahari yang nantinya dipantulkan ke Kota Rjukan. Walaupun tidak semua tempat di Kota Rjukan terkena pantulan sinar matahari, setidaknya saat musim dingin, warga masih bisa merasakan hangatnya sinar matahari.
Ditahun 1913, pendiri Kota Rjukan sudah berniat untuk membangun cermin raksasa di atas pegunungan agar warga dapat merasakan sinar matahari tanpa bersusah payah. Namun, kurangnya teknologi dan terkendala biaya saat itu, membuat proyek ini harus ditunda. Hingga di tahun 2013, seorang warga mulai merancang dengan membangun 3 buah cermin raksasa berukuran 17 meter yang diletakkan di atas pegunungan. Ketiga cermin ini dikendalikan komputer untuk melacak pergerakan matahari yang nantinya dipantulkan ke Kota Rjukan. Walaupun tidak semua tempat di Kota Rjukan terkena pantulan sinar matahari, setidaknya saat musim dingin, warga masih bisa merasakan hangatnya sinar matahari.
Leave a Reply